Friday 28 October 2011

28 Oktober 1928, Potret Sejarah Yang Terlupakan



Genap 83 tahun memperingati hari peringatan Sumpah Pemuda. Disini saya ingin sharing sedikit apakah masih banyak yang masih mengingat peringatan hari Sumpah Pemuda? Lalu, apakah teman-teman semua masih ingat tentang isi sumpah pemuda. Mungkin sebagian orang bakalan bilang, 
“ahhh saya udah gak ingat, itu mah pelajaran jaman saya masih SD dulu, jadi sekarang ya udah lupa.”


Beberapa hari sebelum saya menulis blog ini, saya iseng-iseng melakukan survey terhadap orang-orang sekitar yang saya temui. Waktu itu saya bertanya sama adik saya yang saat ini duduk di bangku kelas 2 SMP, “ Dek, kamu tau gak tanggal 28 Oktober itu peringatan hari apa?”. Adik saya menjawab, “Apa ya… gak tau mbak lupa.” Mendengar jawaban seperti itu, saya pun Cuma bias ketawa dan geleng-geleng kepala, ohh dasar anak jaman sekarang ditanyain peringatan hari nasional gak hafal, tapi kalo ditanyain kapan ultahnya Justin Bieber?, pasti langsung bisa jawab…
            Lalu setelah itu, hari berikutnya saya bertanya sama teman saya (gak perlu saya sebutin siapa namanya, haha):
Saya    : “Hei, inget gak tanggal 28 Oktober besok peringatan hari apa?”
Teman : “ Peringatan Sumpah Pemuda lah”
Saya    : “Ohh bagus berarti ingatanmu masih normal.. haha”
               “Oh iya tahun diikrarkannya Sumpah Pemuda tahun berapa ya?”
Teman : “28 Oktober 1945”
Hahahaha… jujur saya pengen ketawa!

            Itulah beberapa contoh dari anak bangsa yang sedikit melupakan tentang sejarah Indonesia. Melihat adanya sikap anak bangsa yang seperti ini, yang sudah melupakan sejarah bangsanya sendiri, jujur saya sedikit kecewa. Bukannya saya sok-nasionalisme atau sok-peduli sama Negara. Tapi saya sebagai orang Indonesia, alangkah baik nya bila kita mengingat sedikit tentang sejarah dan perjuangan para pahlawan kita di masa lalu. Mungkin yang hanya di ingat oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945. 


Well, it sounds so weird, if we don’t know remember our own national history.

            Lalu apakah makna dari Sumpah Pemuda itu sendiri bagi bangsa Indonesia?

Sebagian orang mengatakan bahwa makna Sumpah Pemuda itu sendiri sudah luntur. Namun tak sedikit pula yang masih mengingat potret sejarah tersebut. Bagaimanapun juga Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 tersebut adalah merupakan tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda adalah pengakuan bagi para pemuda Indonesia bahwa kita semua merupakan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Sumpah Pemuda adalah salah satu aset bangsa yang juga merupakan fondasi dan modal terbentuknya kemerdekaan Indonesia. Sebab, Sumpah Pemuda telah menjadi landasan persatuan dan kesatuan bangsa dan merupakan pilar utama bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Inilah sedikit kilas balik tentang sejarah Kongres Pemuda II:

Kongres Pemuda Ke-II dilaksanakan di tiga tempat oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Dan dalam Kongres Pemuda tersebut lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dikumandangkan untuk pertama kalinya. Lagu ini merupakan cerminan atas kecintaan akan Tanah Air Indonesia dan merupakan penegasan tentang bangsa yang berdaulat dan merdeka. 

WR. Supratman menciptakan lagu kebangsaan ini melalui proses yang cukup lama dan berliku. Teks lagu Indonesia Raya pertama kali dipublikasikan oleh surat kabar Sin Po pada tahun 1928. Dan WR. Supratman juga menegaskan bahwa lagu ini merupakan lagu kebangsaan Republik Indonesia.

Hasil yang diperoleh dari Kongres Pemuda II tersebut adalah terciptalah tiga sumpah para pemuda bagi Negara Indonesia. 
           Isi dari Sumpah Pemuda: 



Laporan Hasil Kongres Pemuda II:

   

Sekali lagi, yang perlu kita ingat adalah, tanpa adanya Sumpah Pemuda, maka kemerdekaan 17 Agustus 1945 tidak akan pernah menjadi nyata. Maka dari itu bukan bermaksud untuk melebih-lebihkan atau sok berjiwa pemuda, tapi coba teman-teman pikirkan sekali lagi, Apa Makna Sumpah Pemuda menurut kalian? 


"Bangsa yang tidak menghormati sejarahnya, tiada layak memiliki sejarah"
- W.H. Van Helsdingen- (Walikota Surabaya ke-4)



Monday 26 September 2011

BALAI PEMUDA dan Kisah "SABTU KELABU DI BULAN NOVEMBER 1945" Bagi Bangsa Belanda


            Hari Minggu lalu tepatnya pada tanggal 25 September 2011, saya berkunjung kerumahnya salah satu penulis yang cukup terkenal di Surabaya, yaitu Bapak Dukut Widodo yang terkenal dengan bukunya, “HIKAJAT SOERABAIA TEMPOE DOELOE”. Saya kesana ditemani oleh dua visitor TIC Tourism Information Center) yang kebetulan mereka juga guide, yaitu Bapak Indra dan Bapak Wibisono. Saking penasarannya saya dengan cerita-cerita unik tentang Surabaya yang dituliskan Bapak Dukut di dalam bukunya, terutama kisah tentang Balai Pemuda, lalu saya dan ditemani Pak Indra dan Pak Wibisono pun sowan kerumahnya Pak Dukut.

            Suasa na Minggu sore sekitar jam 15.00 WIB kami pun tiba dirumah Pak Dukut yang terletak di daerah Surabaya Timur dekat UPN. Kedatangan kami pun disambut ramah oleh beliau. Sesampai disana kita mulai ngobrol banyak tentang sejarah. Disela-sela perbincangan kita, Pak Dukut lalu cerita tentang misteri dibalik kisah sejarah Balai Pemuda. 

            Saking penasarannya saya dengan cerita Balai Pemuda, begitu tiba dirumah, saya langsung searching di google tentang sejarah Balai Pemuda, dan lalu saya menemukan sebuah kisah sejarah tentang “Sabtu Kelabu di Bulan November 45”. Saya jamin pasti banyak yang gak tau tentang kisah ini. Ya, tentu karena kisah ini pun tidak ada dan tidak pernah tertulis di buku sejarah RI.

Daripada kebanyakan basa basi, mendingan saya langsung bahas tentang misteri dibalik kisah Balai Pemuda dan Kisah “Sabtu Kelabu di Bulan November 1945”.. check it out!

            Siapa tidak kenal Balai Pemuda yang Selasa (20/9) lalu gosong dilalap api. Bukan hanya bentuk arsitekturnya yang unik dan tak ada duanya. Tidak pula aktifitas di dalamnya yang riuh rendah sejak lama, hingga melahirkan banyak seniman tersohor. Namun, sejak lama gedung ini menyimpan sejarah. Bukan cuma sejarah milik Indonesia karena jadi markas pemuda pas perang 10 November 1945. Namun juga sejarah Belanda.

Setiap November, di Belanda diperingati secara nasional peringatan tewasnya puluhan tawanan perang Belanda selama zaman ‘bersiap’. Yakni zaman ketika Belanda hendak mencaplok lagi Indonesia. Tapi, tewasnya puluhan tawanan Belanda ini tidak ada di buku sejarah negeri kita. Tewasnya puluhan tawanan itu disebut Sabtu Kelabu bagi bangsa Belanda
.
Kisah ini saya terima ketika saya menemukan sebuah artikel di google yang menceritakan kisah unik dibalik sejarah masa lalu.

          Tiga tahun silam seorang seorang wartawan dari salah satu media di Indonesia bertemu seorang Belanda uzur yang mengaku anak wali kota ketiga Surabaya, HI Bussemaker, bertandang ke Balai Pemuda. Dia bersama tim sejarah dari Universitas Gajah Mada sempat bingung mencari bunker alias ruang bawah tanah.

"Ada bunker di Balai Pemuda?" Kata dia, justru di bunker itulah sejarah Sabtu Kelabu berasal.

            Konon menurut versi Belanda, para tawanan anak dan perempuan yang disekap di bunker Balai Pemuda itu dibantai. Entah oleh batalion mana. Maklum 10 November adalah perang yang tanpa komando tunggal. Ironisnya mayatnya tidak pernah ditemukan.

            Bussemaker junior tampak kecewa. Bukan karena bunker itu tidak pernah ditemukan, namun karena Balai Pemuda tak seindah dulu. Tahun 1940-an saat masih kanak kanak, dia kerap main ke Balai Pemuda.
Patung bidadari bersayap di bagian tengah gedung kubah sudah raib sejak tahun 1980-an dan tak pernah dicari lagi. Kolam air mancur yang mengitarinya juga sudah tidak ada. Lantai teraso bermotif diganti marmer masif. Lantai teraso warna warni itu itu cuma tersisa di beberapa ruangan sisi barat gedung berkubah.

            Balai Pemuda atau dulu bernama Simpangsche Societeit bukan berwujud satu bangunan seperti layaknya semua klab di negeri jajahan ini. Namun sebuah kompleks hiburan yang mungkin sekarang dikenal dengan julukan one stop entertainment –seluruh jenis hiburan dalam satu tempat.

            Arsitek Westmaes khusus didatangkan dari Belanda untuk merancang ide itu. Westmaes adalah satu di antara beberapa arsitek pertama yang tersohor di Hindia Belanda. Dia selalu merancang bangunan dengan kualitas bahan tinggi. Kompleks Balai Pemuda atau Simpangsche Societeit, semua dirancang super mewah pada 1907, dan 20 tahun kemudian gedung barat dibangun dengan tidak kalah mewah. Gedung barat inilah yang Selasa (20/9/2011) lalu terbakar.

            Begitu mewahnya rancangan Westmaes, bahkan pelataran parkir bagian tengah Simpangsche Societeit dilapisi marmer. Westmaes tidak ingin ada debu dan becek di kompleks ini. Jl Simpang saat itu belum beraspal, sebab saat itu aspal belum dikenal di Hindia Belanda. Namun marmer-marmer ini rusak tergerus mesin berat saat pembangunan Bioskop Mitra pada 1977 silam di sana.

Dirancang untuk VVIP

             Gedung timur (berkubah) khusus untuk tamu sangat penting (VVIP). Di dalamnya dibangun kamar-kamar untuk ruang pribadi. Tersedia lantai dansa dengan musik kamar di mezanine. Juga ada restoran dan ruang jamuan yang sekarang menjadi Galeri Surabaya. Di bagian ini terdapat tungku pemanas untuk menghangatkan udara Surabaya yang saat itu suhu tertingginya cuma 23 derajat Celcius (saat ini suhu tertinggi 33 derajat Celcius).

              Bangunan lain yang berdiri terpisah adalah gudang minuman dan dapur raksasa. Juga aula tempat olahraga permainan, ruang pamer, dan rumah dinas kepala Simpangsche Societeit. Arsitek Westmaes tak cuma menghadirkan kemewahan dalam merancang Simpangsche Societeit alias Balai Pemuda. Semua yang dibangun haruslah paling besar dan paling baru di zamannya. Termasuk menyajikan langgam arsitektur paling anggun di Surabaya, dan terbukti tetap mempesona sampai kini.

               Yang paling menakjubkan adalah kehadiran gudang tersendiri untuk menyimpan minuman keras sebagai pelengkap hangatnya pesta. Gudang itu berdiri di sebelah utara gedung berkubah. Sementara dapur Simpangsche Societeit didirikan di tempat yang terpisah yang juga raksasa. Lokasinya berada di bagian utara gedung barat. Hingga awal 1990-an bekas dapur ini masih terlihat karena digunakan aktifitas seniman bernama Bengkel Muda Surabaya. Tapi, kini telah dibongkar dan digantikan masjid Balai Pemuda. Luas dapurnya ya seluas masjid itu.

               Dimana bekas gudang minuman itu? Pascakemerdekaan sempat beralih fungsi menjadi kantor Sub Direktorat Perekonomian Surabaya, dan Unit Terminal Angkutan Umum. Namun sejak 1977 gedung ini dirobohkan. Di atasnya kemudian berdiri Bioskop Mitra. Padahal arsitektur bekas gudang itu tidak kalah antik dengan atap pelana dan penopang baja bulat. Di antara dapur dan gudang minuman, sempat berdiri aula olahraga permainan. Bentuk gedungnya mirip bangunan Balai Pemuda bagian barat, ada selasar dan atap tinggi, tapi tidak dilengkapi panggung. Di dalamnya ada jenis olahraga yang paling tersohor saat itu: permainan biliar bola tiga dan bowling bola kayu.

               Kemana semua kemewahan itu? Sejak kebakaran, nyaris yang tersisa hanya gedung berkubah. Saya kecewa dengan Pemkot Surabaya yang tidak sanggup menjaga bangunan berasitektur tinggi dan memiliki sejarah itu. Semua orang saat ini kaget ternyata Balai Pemuda tidak dilengkapi alat pemadam kebakaran, hal yang paling sepele.

             Cobalah tengok kondisi gedung itu sekarang. Mezanine yang dirancang untuk pertunjukan musik kamar kini menjadi gudang. Di bawahnya disulap jadi dapur. Ruang dansa jadi ruang kantor yang lebih mirip kantor kelurahan. Banyak bangunan tambahan yang tetap dipertahankan. Kebakaran Selasa lalu jadi bukti jika bangunan tambahan yang pernah menjadi warnet tidak langsung dibongkar saat kontrak warnet habis, membuat gudang jadi useless gak karuan.

               Bukankah Balai Pemuda lebih pantas menjadi museum atau galeri ketimbang kondisinya yang seperti sekarang ini? Gagasan ini mungkin akan menjadikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surabaya terjun. Namun bukankah ini lebih baik, ketimbang membiarkan kondisinya seperti sekarang, tidak ubahnya seperti gedung sewaan pada umumnya.

Mohon maaf atas tulisan blog ini, mungkin kurang sopan dalam penyampaiannya. Tapi saya hanya mengutarakan dan me-rewrite beberapa artikel yang saya temukan di google lalu saya mengemasnya kembali ke dalam blog saya. Terima kasih :-) 

Sumber: http://jagoanberita.com/

Thursday 8 September 2011

INDONESIA TOURIST AWARENESS



               In Indonesia, tourism is one of the important components, especially for economic development. Nature and culture are major components of Indonesian tourism industry. The natural heritage can boast a unique combination of a tropical climate, a vast archipelago of more than 17.500 islands, and the third longest shoreline in the world after Canada and European Union. Tourism in Indonesia is handled by the Ministry of Culture and Tourism. The integration of cultural affairs and tourism under the scope of the same ministry shows that cultural tourism is considered an integral part of Indonesian tourism industry, and conversely. It is used to promote and preserve the cultural heritage.

            Tourism in Indonesia is being developed through two main programs, covering tourism objects and tourism products. The tourism objects are the interesting places where can be visited by the visitors, such as museums, art galleries, malls, heritage buildings, parks, and etc. The tourism products are the interesting shows which can be enjoyed by the visitors, such as culture festival, traditional dance, wayang show, ludruk show, and other traditional art performances. There are five supporting programs, they are control of environment pollution and education; training and tourism guidance; tourism research and development; tourism infrastructure development; and the supervision and development of arts and culture. Tourism objects and tourism products are being introduced to the Indonesian people to promote domestic tourism. Group tourist awareness has been established as moving spirit for tourist attraction to promote the Indonesian tourism.
       The purpose of those programs is to increase the number of tourists in Indonesia. The tourists can enjoy the beautiful tourism objects, culture and the Indonesian culinary. The tourists also get the best service from the tourist guide who gives a lot of information to the tourists. That is why every city also has the information of tourism center. It is a place for visitors to ask some information about the city they visit. Every tourism service institution will give their best service to get the satisfactory of the visitors. And every city has their own way to promote their city to the tourists.

Sunday 22 May 2011

Penjajahan Budaya Bangsa

Setelah sekian lama saya vakum dari dunia blogging, sekarang saya kembali lagi untuk berbagi beberapa info tentunya masih dengan topic yang sama yaitu tentang INDONESIA. Pembahasan blog saya kali ini adalah tentang “ Penjajahan Budaya “. Apa sih yang dimaksud dengan Penjajahan Budaya?

Penjajahan Budaya atau penjajahan masa kini adalah hilangnya moral-moral ideologi suatu bangsa karena pengaruh budaya luar. Sadar gak sih kalau budaya kita ini sudah terkontaminasi? Lalu bagaimana kita mengembalikan citra budaya Indonesia yang telah diwariskan oleh para leluhur kita? 

Saat ini, penjajahan itu bersumber dari perilaku individualisme. Dengan berkembangnya budaya neoliberalisme yang mengedepankan individualisme dan uang, kondisi sosial masyarakat mengalami perubahan. Apa pandangan kita sebagai pembina "budaya" Negara Bangsa? Budaya kita ini telah didominasi oleh Budaya Eropa dan Amerika. Negara penjajah di Eropa berhasil mencapai kekuasaannya di daerah jajahan di luar Eropa. Kedudukan ilmu antropologi pun pada fase ini menjadi penting, yaitu mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan masyarakat pribumi. Yang terakhir inilah yang telah terjadi pada fase ketiga, dimana penjajahan pada bangsa-bangsa Asia dan Afrika mencapai puncaknya oleh bangsa Eropa. Mereka berlomba-lomba untuk memperluas daerah jajahannya, termasuk belanda yang saat itu Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, dan kita sebagai pelaku budaya bangsa tetaplah selalu menjunjung tinggi Nilai-Nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa.

Banyak sekali saya menemukan anak-anak muda jaman sekarang yang justru bangga menampilkan atau membanggakan budaya luar. Mereka seakan-akan berlomba-lomba menampilkan fashion ala Barat. Contohnya saja, saat ini banyak sekali wanita-wanita Indonesia yang berpacaran atau bersuamikan orang luar (baca: Bule). Dan mereka dengan bangganya malah menerapkan kebudayaan Western, dengan berdandan ala Paris Hilton atau Victoria Bechkam, seakan-akan mereka malu dengan budayanya sendiri. Saya bukannya sirik atau apalah melihat seperti itu, tapi saya cuma berpikir saja, kenapa kita tidaklah tetap menjaga kebudayaan kita, atau malah kita menunjukkan budaya kita ke dunia luar dengan cara tetap menerapkan adat Ketimuran yang kita miliki, toh walaupun berpacaran dengan orang bule, kita juga gak boleh lupa dengan budaya leluhur Indonesia. Malah seharusnya kita bangga dan memperlihatkan, “Hey, I’m Indonesian, and I’m proud of being Indonesian”

Sebenarnya kalau dipikir-pikir ya susah juga mengubah pemikiran atau pandangan sesorang tentang nilai budaya. Kita juga tidak bias menyalahkan satu sama lain, kita hidup di jaman globalisasi modern dimana akses-akses untuk mengenal budaya barat lebih muda didapat, contohnya melalui internet, dsb. Sekarang gak kayak jamannya tahun 45, dimana orang-orang Indonesia masih pada dicekokin oleh amalan-amalan pancasila tiap harinya. Sekarang saja udah banyak anak-anak sekolah yang gak hafal isi sila pancasila. Lagu Indonesia Raya pun masih banyak yang kebalik-balik liriknya, jujur liat seperti itu rasanya miris banget. Kalau orang Indonesia sendiri tidak mencintai adat budaya nya lalu, siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikannya kalau bukan kita sendiri. 

Mencintai atau mengagumi budaya Negara lain itu wajar, tapi bukan berarti kita melupakan budaya sendiri. Apakah kita gak kasihan liat para pejuang kita mati-matian mempertahankan Indonesia agar tak dirampas oleh tangan penjajah? Saya cuma bisa berharap agar para generasi muda sadar dan tetap mencintai budaya leluhur yang telah diwariskan oleh para nenek moyang kita. Sekali lagi jangan biarkan Ibu Pertiwi bersedih. Cintai Indonesia, Jangan Biarkan Budaya kita dijajah. Karena semua itu kembali pada diri masing-masig individu.

Maaf bagi yang tidak suka dengan isi blog ini, saya hanya menulis apa yang ada didalam pikiran saya. kita tetaplah saudara. SATU INDONESIA :)