Monday 9 August 2010

Permainan Tradisional adalah Warisan Budaya yang Mulai Terlupakan Karena Akibat dari Globalisasi


Permainan dakon ini adalah permainan yang mengasah otak kita (gambar dikutip dari google)

Perkembangan globalisasi yang semakin maju sepertinya telah membawa banyak pengaruh, khususnya bagi generasi muda. Perkembangan IPTEK yang semakin maju khususnya di Indonesia memang merupakan hal yang sangat bagus sekali dalam mengembangkan tingkat pengetahuan kita. Akan tetapi karena adanya tingkat globalisasi tersebut, maka banyak pula sebagian diantara kita yang mungkin sedikit melupakan budaya asli kita sebagai orang Timur. Salah satu warisan budaya kita yang sedikit terlupakan adalah “Permainan Tradisional”.

Bila kita perhatikan lebih jauh, anak-anak jaman sekarang lebih akrab bermain dengan permainan-permainan yang berbau elektronik dan internet, salah satu contoh yang paling banyak kita jumpai adalah “Handphone” atau yang lebih kita kenal dengan sebutan “HP”. Ya, HP merupakan “Permainan” wajib bagi anak-anak jaman sekarang, bahkan anak umur 5 tahun pun sekarang sudah ahli mengutak-atik HP. Saya sudah sering menjumpai anak-anak SD yang bermain Facebook, Twitter dan googling di HP mereka. Selain itu mereka juga akrab sama yang namanya “komputer”, saya juga sering menjumpai anak-anak kecil yang dengan serius menatap layar komputer, ternyata mereka sedang bermain “Game Online.” Lalu, bila kita melihat keadaan yang seperti itu tentunya kita bertanya-tanya, apakah mereka masih mengenal dengan permainan tradisional? Dan bagaimanakah nasib dari permainan tradisional di jaman globalisasi saat ini?

Kalau kita flasback ke era 90an, kita mungkin masih mengenal dengan yang namanya permainan tradisional, contohnya engklek, benteng-bentengan, gobag sodor, petak umpet, dakon, bola bekel, loncat tali, urik-urik (permainan karet), dolip-dolipan, loncat tali, cublak-cublak suweng, pasaran (permainan jual-beli), gasing, egrang, yoyo, dan lain sebagainya. Dulu pada jaman saya masih duduk di bangku SD (sekolah dasar) saya sering memainkan beberapa permainan tradisional, dan permainan favorit saya adalah bermain dakon.

Dakon adalah permainan yang berasal dari Jawa dan merupakan permainan yang mengasah otak, katanya bila kita pandai memainkan dakon maka kita juga pasti akan pandai dalam mengelola keuangan dan manejemen. Permainan dakon adalah permainan yang membutuhkan kecerdasan, karena apabila kita salah mengambil biji kecik maka kita bisa kalah. Selain dakon permainan yang sering saya mainkan bersama teman-teman saya adalah engklek dan gobag sodor. Engklek adalah permainan loncat-loncat, dimana permainan tersebut melatih keseimbangan kita. Dan permainan gobag sodor adalah permainan yang dimainkan secara maju mundur dan melewati pintu-pintu. Dalam bahasa Belanda permainan gobag sodor mungkin sama dengan kata “Go Back Through The Door” dalam Bahasa Inggris. Dan masih banyak lagi permainan tradisional yang biasa saya mainkan bersama teman-teman.


Permainan ini disebut dengan "engklek" karena bermainnya sambil loncat dengan menggunakan satu kaki (gambar dikutip dari google)

Memasuki era 2000an, tepatnya era millenium, permainan tradisional sudah mulai pudar pamornya. Banyak anak-anak yang sudah mulai meninggalkan permainan tradisional dan banyak diantara mereka yang memilih bermain dengan benda-benda elektronik, contohnya saja adik saya. Saya tidak pernah melihat adik saya memainkan permainan tradisional, karena dari umur 8 tahun dia sudah mengenal dengan yang namanya HP. Saya dan adik saya berselisih umur 10 tahun. Saya pernah mengenalkan kepada adik saya tentang beberapa permainan tradisional seperti dakon dan bola bekel, dan bahkan saya juga pernah mengajak dia bermain dakon dan bola bekel, akan tetapi itu tak berlangsung lama, karena adik saya merasa bosan bermain permainan seperti itu, dan dia lebih memilih untuk mengotak-atik HPnya. Dan inilah salah satu contoh bahwa permainan tradisional sudah menghilang di kalangan anak-anak jaman sekarang.


Permainan ini namanya "Gobag Sodor", cara bermainnya yaitu maju mundur melewati pintu (gambar dikutip dari google

Seperti kita ketahui bahwa permainan tradisional merupakan warisan budaya kita yang perlu kita lestarikan, akan tetapi saya pribadi sudah jarang dan bahkan tidak pernah melihat anak-anak jaman sekarang memainkan permainan tradisional lagi. Dengan kata lain kita sudah hampir kehilangan salah satu warisan budaya kita. Lalu, kita sebagai salah satu pewaris budaya seharusnya kita bisa menjaga dan melestarikan budaya tersebut. Contohnya kita bisa mengenalkan permainan-permainan tradisional ke anak-anak kecil dan memberi penjelasan kepada mereka bahwa permainan tradisional merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan.

No comments:

Post a Comment